POTENSI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PELESTARIAN BUDAYA LOKAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi media sosial sebagai sarana pelestarian budaya lokaldengan menggali cara pandang penggiat Komunitas Aleut dan Sanggar Motekar terhadap Media Sosial, Mediasosial digunakan oleh Komunitas Aleut dan Sanggar Motekar, Informasi Budaya yang disampaikan Kom...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Zulfan, Ipit, Gumilar, Gumgum
Format: Article in Journal/Newspaper
Language:English
Published: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia 2017
Subjects:
Online Access:https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jipsi/article/view/163
https://doi.org/10.34010/jipsi.v4i02.163
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi media sosial sebagai sarana pelestarian budaya lokaldengan menggali cara pandang penggiat Komunitas Aleut dan Sanggar Motekar terhadap Media Sosial, Mediasosial digunakan oleh Komunitas Aleut dan Sanggar Motekar, Informasi Budaya yang disampaikan KomunitasAleut dan Sanggar Motekar di Media Sosial serta Pengelolaan Media Sosial oleh Komunitas Aleut dan SanggarMotekar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang dipergunakan adalahstudi kasus. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi serta penelusurandata Internet. Informan diperoleh secara purposif dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasilpenelitian ini memeperlihatkan kedudukan penting media sosial dalam perkembangan komunitas, sebagaimedia penyebar informasi dan juga menarik minat khalayak. Sebagian besar bentuk media sosial digunakanoleh Komunitas Aleut dan Sanggar Motekar seperti Facebook, Twitter, Blog, Flickr, Tumblr, dan Youtube.Komunitas Aleut lebih cenderung menginformasikan kegiatannya dalam mengapresiasi karya seni, budayadan sejarah yang merupakan karya dalam bentuk artefak, sedangkan Sanggar Motekar menginformasikankegiatannya dalam pelestarian budaya tradisi seperti seni tari, musik, cikeruhan, dan kuda renggong. Selain itukedua komunitas berbagi tulisan dan tautan yang sesuai dengan tujuan komunitasnya. Komunitas Aleut yangdikelola oleh kaum muda yang masuk kategori Digital Native lebih bisa mengelola media sosial dibandingkanSanggar Motekar yang sebagian besar pengurusnya termasuk kateori Digital Immigrant.Kata Kunci : media sosial, sanggar moterakar, komunitas aleut, digital imigrant, digital native