EVALUASI POLA PRODUKSI OBAT GULA PADA PT. KELAPA PERKASA SEMARANG

Krisis ekonomi tersebut memicu inflasi yang teIjadi eli Indonesia menyebabkan harga-harga semakin melambung, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Hal ini juga berpengaruh pada permintaan masyarakat terhadap obat gula (Sodium Cyclamate) merk "2 Pohon Kelapa" produksi PT. Kelapa P...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: MIHARJO, DAVID SETIAWAN
Format: Thesis
Language:English
Published: 1999
Subjects:
Online Access:http://repository.unika.ac.id/8871/
http://repository.unika.ac.id/8871/1/94.30.1794%20David%20Setiawan%20Miharjo%20COVER.pdf
http://repository.unika.ac.id/8871/2/94.30.1794%20David%20Setiawan%20Miharjo%20BAB%20I.pdf
http://repository.unika.ac.id/8871/3/94.30.1794%20David%20Setiawan%20Miharjo%20BAB%20II.pdf
http://repository.unika.ac.id/8871/4/94.30.1794%20David%20Setiawan%20Miharjo%20BAB%20III.pdf
http://repository.unika.ac.id/8871/5/94.30.1794%20David%20Setiawan%20Miharjo%20BAB%20IV.pdf
http://repository.unika.ac.id/8871/6/94.30.1794%20David%20Setiawan%20Miharjo%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Description
Summary:Krisis ekonomi tersebut memicu inflasi yang teIjadi eli Indonesia menyebabkan harga-harga semakin melambung, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Hal ini juga berpengaruh pada permintaan masyarakat terhadap obat gula (Sodium Cyclamate) merk "2 Pohon Kelapa" produksi PT. Kelapa Perkasa Semarang menjadi berfluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Bahan baku obat gula sampai dengan saa! ini masih dicampur dari luar negeri, maka harga obat gula (kemasan 8 ons) sebelum krisis moneter (1997) adalah Rp 4.000,-, pada saat ini harganya sudah mencapai Rp 16.000,- atau naik 400% (per April 1999) akibat penurunan nilai rupiah terhadap us dolar. PT. Kelapa Perkasa Semarang saa! ini menggunakan pola prodllksi konstan sebanyak 57.500 plastik (kemasan 8 ons) per hari se~gkan permintaan akan obat gula berfluktuatif dan mengalami penurunan sejak bul No:vember 1998. Masalah yang dihadapi PT. Kelapa Perkasa Semarang de ~ rutanya pen an erP,lintaan produk obat gula pada tahun 1998, oleh sebab itu,Ee ahaan perlu menentukan pela produksi yang paling efisien. Masalah tersebut ~at dfrumuskan bahwa "Pol prodtikSi akah yang paling efisien diterapkan perusah dengan adanYli permintaan produksi ~ng semakin menurun saat jnj?'~ Berdasarkan uraian terse u peneI'ti tertariki untuk m~Iakukan penelitian terhadap poln produksi pada perusan~ aile yang telah dilm perusaliaan (poin roauksi konstan), maupun alternatU lain jilCa menggunakan ola pro(juksi bergelombang sesum permintaan) . ataupun pola p oauksi oderat. Mas' g-ry~ ing pola proaii si tersebut membawa konsekuensi p biaya atau ongltos tamHah {incremental co'St~ yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ad \h untu m~ngefahui poln produksi ~a.ng paling efisien ditenll~kan PT. KeIap~ .Peri<asa Semaran~. ae!l~ adanya permintaan p~odPiFi yang semakin menw-un saa! IDl. Keg I nann PenelI an WI dm-aFWK dapat emberi1.'"aIl masukan (altematifpemecahan masalah) 1:) • engambilan keputus O1eh pimpinan perus aan agar dapa! menentukan pola produksi y . g efisien. ebjek penelitian ini adalah perusahaan produsen obat gula (Sodium Cyclamate dalmll kemasan mlastik 8 Ons H a PT. Kelapa Perkasa Semarang, yang berlokasi dli . . ugangan 11 A Semamn asan pemilihan Iokasi penelitian ini adalah pada perusaJiaan terseout ~rdapat p~ru ahan pola pennintaan) yaitu penurunan sejak bulan November 1998, sehingga perltr lanalisis poia produksi yang paling efisien. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah diolah oleh pihak lain di Iuar penelitian ini. Data yang dibutuhkan meliputi hasil dan proses produksi, jumlah permintaan dan waktu standar produksi, biaya produksi, persediaan, jumlah tenaga keIja dan biaya perputaran tenaga keIja pada PT. Kelapa Perkasa Semarang pada tahun 1998. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif AnaJisis kuantitati:t: berupa perhitungan Incremental Cost (Biayal Ongkos Tambah). alat analisis ini dipakai untuk mengetahui pola produksi yang biaya tambahnya paling rendah I efisien. Analisis biaya tambah yang meliputi biaya perputaran tenaga keIja, biaya simpan, biaya Iembur. Analisis ini dilaksanakan pada ketiga pola prociuksi., yaitu pola produksi bergelombang, pola produksi konstan dan pol a produksi moderat. Pada masing-masing pola produksi selanjutnya akan dipilih pola produksi mana yang akan menimbulkan biaya tambah yang paling kecil. Analisis Kualitati:t: yaitu analisis v berdasarkan t~Ulggapan dan interpretasi terhadap data yang diperoleh maupun berdasarhlll hasil anal isis kuantitatifyang telah dilakukan. Berdasarkan hasil anaJisis pola produksi yang telah dilaksanakan dapat diambi I kesimpulan ballwa: 1. Proses produksi obat gula merk "2 Pohon Kelapa" pada PT. Kelapa Perkasa SemanUlg, untuk waktu standar produk'sinya yaitu: Untuk memproduksi 898.44 obat gula plastik kemasan 8 ons diperlukan waktu per hari per orang, atau dengan kata lain seorang tenaga kerja dalam waktu 1 jam dapat memproduksi 138,22 obat gula plastik kema.'3an 8 ons. Adapun 'penjualanl pennintaan mengalami kenaikan dan penurunan (fluktuatif), namun seem'a keselw'uhan cenderung banyak mengalami penWllnan. Biaya tambah untuk produksi yang dibutuhkwl meliputi biaya simpan 1% dari Rp 400,- adaJah Rp 4,per plastik kemasan 8 ons dan biaya lembur sebesar 3120 x upah per hari (Rp 4.3JO,-) yaitu rata -rata sebesar Rp 649,5,-/jam. 2. Poia produksi yang paling etlsien berdasarkan erpit ngan biaya/ ongkos tambah untuk PT. Kelapa Perkasa Semarang ad all pol oduRsiBe.rgel-o.mbang karena biaya yllilg dikeluarkan paling kecil dibandi gkan ilengan metode yang laa Seeara kese llUulian biaya tambah pada ma'3ing- mgpola grodukSi adaJah: a, Total biayalongkos t l) lh (incremen at cost, pada pola produK i konstan tidak tcrdapat Biaya Perputarall Tenaga Kelja La.llgsung, adapUl1 biay adaJah Biaya Sim dan B·aya Lembw', yaitu seoe"ar Rp incremf:ntai cost ada po)a pmduksi tersebu lerupakan bin a yang ), 1~ g tinggi , karena ban yak telj~d' inefisie lsi. . b. Total biayalongko t bah (incremental cost) ada pola pro. uksi 0 tidal< terdapat Biaya embUIi adapu biay ,Ian uncul adalafi Biay Biaya Perputaran aga Ke ia Langsung, yaittt sebes~ Rp 4.542.400,-. cost pada pola pro tiksi ini merppitkan biSlya yang paling rendal aiau paling c' fisi':-l1. c. Total biayalongkos ambah (inc emerttal cost) pada pola ~oauksi m erat seluruh biaya yang di kelu ran perus aan mip i jaya Pe.rputaran ~naga Kelja Langsung, Biaya SimQaJl maupun Biay,a umb ~ yaitu sebesar Itp 7.53 6.466,-. 1ncremental cost pada pe~ roduksi ini be~arnya :iaya lehih re.n ah dibandingkan dengan pola konstan namun masih lebih tinggi ~abila diban' il gkan d~ngan poln produksi bergelombang. B~rdasarkan hasil penelitirul (bm ~si lll l saran sebagai berikut: 1. PT. 'Ketapa Perkasa Semarang sebaikllya menerapkan pola produksi bergclombaIlg, karena pota produksi tersebut biaya tambahnya (incremental cost) paling rendah, yang dikarenakan tidak terdapat biaya lembur maupun biaya sirnpan yang rendah. Hal ini lebih didukung oleh pola permintaan yang tidak tetap serta kernudahan perelmltaTl tenaga kelja lepas. 2. Penerapan poia produksi berge}ombang membutuhkan prediksil perkiraan yang tepat berkenaan denga.n permintawl, sehingga jumlah obat gu)a mel'k "2 Pohon Kelapa" yang diproduksi benar-benar dapat secara tepat memenuhi pennintaannya, U ntuk ilu pemsahaan perlu pengamatan terhadap periJaku pasar (perilaku konsumen maupun para pesaing) sehingga perencanaan pola produksinya tidak jauh menyimpang.