EFEKTIVITAS PEMANFAATAN UMBI GADUNG (Dioscorea hispida) TERHADAP HAMA TIKUS

Tikus merupakan salah hama penting pada tanaman di perkebunan maupun persawahan. Spesies tikus yang merusak pertanian persawahan dan perkebunan yaitu Rattus rattus tiomanicus, R. argentiventer dan R. rattus diardi. Kerusakan akibat serangan tikus pada tanaman padi di Indonesia mencapai kerugian sebe...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Achmad Firmandani Putranto
Format: Other/Unknown Material
Language:unknown
Published: 2013
Subjects:
Online Access:http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2375
Description
Summary:Tikus merupakan salah hama penting pada tanaman di perkebunan maupun persawahan. Spesies tikus yang merusak pertanian persawahan dan perkebunan yaitu Rattus rattus tiomanicus, R. argentiventer dan R. rattus diardi. Kerusakan akibat serangan tikus pada tanaman padi di Indonesia mencapai kerugian sebesar 15-20% setiap tahunnya, pada tanaman kelapa sawit kehilangan produksi minyak mentah sawit mencapai 1.363,8 kg/ha dalam 1 tahun. Pengendalian tikus yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan rodentisida sintetik. Penggunaan rodentisida sintetik cukup mahal, dan berdampak negatif terhadap lingkungan, maka perlu alternatif lain yaitu menggunakan rodentisida nabati dengan umbi gadung (Dioscorea hispida). Umbi gadung berpotensi cukup besar untuk menjadi rodentisida nabati, karena umbi gadung memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat sebagai racun pembunuh tikus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas umbi gadung sebagai rodentisida nabati terhadap hama tikus. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada bulan Juli sampai Agustus 2012. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu empat perlakuan A (kontrol), B (½ kg umbi gadung + 1 kg dedak + 1 ons tepung ikan + 4 biji kemiri + air secukupnya), C (1 kg umbi gadung + 1 kg dedak + 1 ons tepung ikan + 4 biji kemiri + air secukupnya), D (1 ½ kg umbi gadung + 1 kg dedak + 1 ons tepung ikan + 4 biji kemiri + air secukupnya), E (2 kg umbi gadung + 1 kg dedak + 1 ons tepung ikan + 4 biji kemiri + air secukupnya) yang masing-masing diulang sebanyak empat kali. Pengamatan meliputi gejala yang ditimbulkan pada rodentisida nabati dan menghitung jumlah maupun prosentase mortalitas tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan mampu membunuh tikus, kecuali kontrol. Perlakuan B mampu membunuh tikus dengan mortalitas sebesar 100% dan membutuhkan waktu relatif lama yaitu ± 11 hari. Mortalitas sebesar 100% ...