POLA-POLA KERUKUNAN BUDAYA ANTARA PETANI HINDU DENGAN PETANI ISLAM DALAM ORGANISASI PERTANIAN SUBAK.

Ungkapan tentang anggota organisasi pertanian Suhak di Bali adalah seluruhnya orang-orang keturunan etnik Bali yang beragama Hindu adalah gugur, stau tak benar. Kini organisaei pertanian Subak~ telah mempunyai anggota selain mereka yang bergana Hindu~ juga di antaranya bargama Islam. DaIa» Dengolah...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: I NYOMAN NAYA SUJANA, Drs., MA
Format: Text
Language:Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 1997
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/42046/
http://repository.unair.ac.id/42046/1/gdlhub-gdl-res-2014-sujanainyo-32208-3.abstr-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/42046/2/gdlhub-gdl-res-2014-sujanainyo-32208-full%20text.pdf
http://lib.unair.ac.id
Description
Summary:Ungkapan tentang anggota organisasi pertanian Suhak di Bali adalah seluruhnya orang-orang keturunan etnik Bali yang beragama Hindu adalah gugur, stau tak benar. Kini organisaei pertanian Subak~ telah mempunyai anggota selain mereka yang bergana Hindu~ juga di antaranya bargama Islam. DaIa» Dengolah lahan pertanian~ masyarakat Bali yang beragama Hindu ssngat terbuka dan fleksibel, sehingga menerina pihak luar yang tidak mempunyai kebudayaan dan agama yang sa.a. Di s8nping ada ungkapan bahwa para petani Bali yang bergama Hindu dan para petani non-Bali yang beragama Islam tidak nanpu berpQsisi dalan nasyarakat dengan hidup rukun dan damai. karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Pendapat tersebut kurang beralasan, karena yang berbeda latar belakang tidak harns dilanjutkan menjadi kelompok-kelompok yang ~engalami konflik dan kekerasan. Petani Ball yang beragama Hindu dengan petani non-Bali yang beragama Islam dapat hidup rukun dalam mngurus dan mengendalikan sistem irigasi dalam organisasi pertanian Subak, dengan se~angat solidaritas yang tinggi, sikap saling nenghormati, saling tolong menolong, saling mengendalikan diri jika berbeda pendepat, saling menydari dan penuh pengertian, saling menyenangkan, saling mengakomodasi perhedaan, dan saling menjaga adanya perbedaan , sehingga aereka dapat hidup berdanpingsn dengan rukun dan damai. Kendatipun dijumpai adsnya intervensi dari Pemerintah atau organisasi sosia1 desa, namun organsasi pertanian Subak itu dapat ~engelola dirinya relatif danian mandiri, dan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatur organisasi dan anggota) sehingga hasil produktivitas pertanian dapat dicapai secara maksimal. Kerukunan budaya di antara petani Bali yang beragama Hindu denian petsni non-Bali yang beragama Islam adalah merupakan perwujudan budaya organisasi pertanian Subak yang nengatur segala bentuk perilaku warganva. bentuk peabagian materi secara adil. serta menjalankan organisasi Subak secara demokratis tanpa suatu kekerasan, Kerukunan hidup bersama telah menumbuhkan semangat persaudaraan yang kokoh (sami pade nyame). Kerukunan itulah menjadi perekat lahirnya realitas persatuan dan kesatuan dalam masyarakat bhineka.