KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM PERSPEKTIF IBNU JAMA`AH

Masalah kepribadian guru menjadi perioritas utama dan perhatian besar di kalangan ulama dari masa ke masa. Sehingga banyak di antara mereka seperti al-Ghazali, Imam al-Nawawi, al-Zarnuji, Ibnu Khaldun dan lain sebagainya telah berusaha menyusun beberapa kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki ole...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Nurainiah, Nurainiah
Format: Article in Journal/Newspaper
Language:English
Published: Universitas Serambi Mekkah 2018
Subjects:
Ula
Online Access:https://ojs.serambimekkah.ac.id/tarbawi/article/view/694
https://doi.org/10.32672/tarbawi.v6i2.694
Description
Summary:Masalah kepribadian guru menjadi perioritas utama dan perhatian besar di kalangan ulama dari masa ke masa. Sehingga banyak di antara mereka seperti al-Ghazali, Imam al-Nawawi, al-Zarnuji, Ibnu Khaldun dan lain sebagainya telah berusaha menyusun beberapa kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki oleh guru. Demikian pula yang dilakukan oleh Badruddin Muhammad ibn Ibrahim ibn Sa’ad Allah ibn Jama’ah ibn Hazim ibn Shakhr ibn Abd Allah al-Kinany atau lebih dikenal dengan Ibnu Jama`ah. Beliau lahir di Hamwa (Mesir), pada malam Sabtu, tanggal 4 Rabi’ul Akhir, 639 H/ 1241 M, dan wafat pada pertengahan malam akhir hari Senin, tanggal 21 Jumadil ‘Ula tahun 733 H/1333 M, dan dimakamkan di Qirafah (Mesir). Dalam kitabnya Ibnu Jama`ah bernama Tadzkirah Al-Sami` wa al-Mutakllim fi Adab al-`alim wa al-Muta`allim, dan al-Fikr al-Tarbawi`Inda Ibnu Jama`ah, beliau memaparkan beberapa adab dan akhlak yang harus dimiliki oleh seorang pendidik/guru, secara garis besar berkaitan dengan kompetensi kepribadian, seperti sopan, khusu, tawadhu, tunduk pada Allah swt dan selalu mendekatkan diri pada-Nya, baik secara diam-diam maupun terang-terangan. Salah satu bentuk yang dapat membantu guru untuk mencapai akhlak mulia adalah zuhud terhadap dunia dan qona’ah. Selain karakteristik akhlak mulia, Ibnu Jama’ah juga menuntut agar guru memiliki karakteristik keagamaan, seperti melaksanakan syiar Islam, melaksanakan amalan sunat baik perkataan maupun perbuatan, seperti membaca al-Qur’an, dzikir dalam hati ataupun lisan, menjaga wibawa Nabi saw ketika disebut namanya, juga bergaul dengan akhlak mulia.Kata Kunci: Kompetensi, Kepribadian Guru