Summary: | Penelitian ini mengangkat masalah ketidakefektifan pengembangan Kawasan Perbatasan Paloh-Sajingan Besar (Palsa) di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat sebagai kawasan perbatasan paling unik di Indonesia yang memiliki sumber daya beraneka ragam dan potensi yang sangat besar, tetapi pengelolaannya tidak efektif. Fenomena ini ditandai dari fakta kesenjangan antara perencanaan/rencana induk dengan implementasi kebijakan pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa dari tahun ke tahun. Padahal, kemajuan dan perbaikan pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa berhubungan dengan efektif atau tidak efektifnya implementasi kebijakan pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa. Berdasarkan pada fakta tersebut, penting untuk melakukan penelitian dalam rangka menganalisis seberapa besar pengaruh implementasi kebijakan berdimensi resource acquisition, interpretation, planning, organizing, providing benefits and services terhadap efektivitas pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis deskriptif dan verifikatif. Jumlah responden 122 pegawai yang dipilih secara sensus di Pemerintah Kabupaten Sambas, Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, dan Badan Palsa (Stuktural/Eselon I/II/III dan Pihak terkait lainnya) yang melakukan kerja sama berhubungan dengan efektivitas pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan diproses melalui analisis statistik. Untuk menganalisis deskripsi tentang resource acquisition, interpretation, planning, organizing, providing benefits and services digunakan analisis deskriptif, sedangkan analisis teknik pendekatan SEM-PLS dengan alat bantu perangkat lunak terbaik paling modern (tercanggih) XLSTAT-PLS 2015 digunakan untuk pengujian hipotesis dan statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa. Berdasarkan analisis teknik pendekatan SEM-PLS diketahui: Pertama, planning merupakan dimensi utama yang paling berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa; Kedua, resource acquisition, interpretation, dan organizing berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan terhadap efektivitas pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa; Ketiga, providing benefits and services berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap efektivitas pengembangan Kawasan Perbatasan Palsa. Hasil penelitian ini juga menghasilkan konsep baru dimensi implementasi kebijakan, yaitu dimensi kerja sama (cooperation), lingkungan (environment), perencanaan (planning), kepemimpinan efektif (effective leadership), dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dengan pemodelan persamaan struktural yang berbeda dengan konsep/teori implementasi kebijakan Ripley dan Franklin
|