Foraminifera Sedimen Dasar Laut Delta Mahakam, Kalimantan Timur

Dalam kerangka penelitian dan penyelidikan geologi dan geofisika kelautan yang dilaksanakan oleh tim Pusat Pengembangan Geologi Kelautan, sebanyak 44 percontoh sedimen telah dianalisis foraminiferanya. Pada umumnya, foraminifera plangton yang lebih banyak dijumpai adalah Globigerinoides spp., Neoglo...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Karmini, M. (Mimin), Rostyati, R. (Rostyati)
Format: Other/Unknown Material
Language:Indonesian
Published: Indonesian Ministry of Energy and Mineral Resources 2003
Subjects:
Online Access:https://www.neliti.com/publications/230459/foraminifera-sedimen-dasar-laut-delta-mahakam-kalimantan-timur
Description
Summary:Dalam kerangka penelitian dan penyelidikan geologi dan geofisika kelautan yang dilaksanakan oleh tim Pusat Pengembangan Geologi Kelautan, sebanyak 44 percontoh sedimen telah dianalisis foraminiferanya. Pada umumnya, foraminifera plangton yang lebih banyak dijumpai adalah Globigerinoides spp., Neogloboquadrina dutertrei, dan Pulleniatina spp. Neogloboquadrina dutertrei yang dikenal sebagai spesies penciri untuk kondisi salinitas rendah. Spesies-spesies tersebut banyak dijumpai pada kedalaman lebih dari 40 m, dan mencapai maksimum pada kedalaman 1400 m (lokasi 11, lepas pantai Tanjung Bayur). Di tempat seperti ini jumlah individu dan keanekaragaman foraminifera plangton paling tinggi dan termasuk ke dalam zona lereng sesar atas, sedangkan yang terendah ada di lokasi 7 (dekat pantai muara S.Muara Bayur), pada kedalaman 11,3 m. Foraminifera bentosnya yang banyak dijumpai adalah Amphistegina lessonii, Heterolepa spp., Operculina spp., dan Pseudorotalia schroeteriana. Keberadaan Amphistegina lessonii sangat tergantung terhadap intensitas cahaya, air yang jernih, dan biasanya berasosiasi dengan terumbu. Turbulensi di daerah telitian diperkirakan relatif rendah karena banyak dijumpainya spesies tersebut. Jumlah individu tertinggi foraminifera bentos terdapat pada lokasi 35 (Muara Lerong), pada kedalaman 45 m, sedangkan yang terendah ada di lokasi 6 (dekat pantai, muara S.Muara Bayur), pada kedalaman 17,3 m. Keanekaragaman tertinggi dijumpai dilokasi8, pada kedalaman 63,5 m, sedangkan yang terendah di lokasi 6. Fluktuasi jumlah individu foraminifera plangton dan bentos di bagian utara dan tengah tidak terlepas dari kemungkinan adanya arus bawah laut yang bisa mempengaruhi sedimen dan morfologi dasar lautnya. Di bagian selatan jumlah ini cenderung meningkat pada tempat yang menjauh dari pantai. Within the framework of marine geological and geophysical surveyscarried out by the Marine Geological Institute, 44 samples had been analysed, especially for foraminifera. In general, planktonic foraminifera in the study area such ...