UJI AKTIVITAS EKSTRAK KOLAGEN KULIT IKAN SALMON (Salmo salar) SEBAGAI INHIBITOR ACE1 BERDASARKAN STUDI IN VITRO DAN IN SILICO

Penggunaan inhibitor ACE1 dalam pengobatan COVID-19 pada pasien berkomorbid telah diteliti menunjukkan efek samping. Kulit ikan salmon sebagai produk samping industri perikanan memiliki kandungan protein kolagen cukup tinggi dan berpotensi menjadi alternatif penemuan inhibitor ACE1 baru berbasis pep...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Selmi Fiqhi Khoiriah, -
Format: Thesis
Language:English
Published: 2022
Subjects:
Online Access:http://repository.upi.edu/83125/
http://repository.upi.edu
http://repository.upi.edu/83125/1/S_KIM_1805975_Title.pdf
http://repository.upi.edu/83125/2/S_KIM_1805975_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/83125/3/S_KIM_1805975_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/83125/4/S_KIM_1805975_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/83125/5/S_KIM_1805975_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/83125/6/S_KIM_1805975_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/83125/7/S_KIM_1805975_Appendix.pdf
Description
Summary:Penggunaan inhibitor ACE1 dalam pengobatan COVID-19 pada pasien berkomorbid telah diteliti menunjukkan efek samping. Kulit ikan salmon sebagai produk samping industri perikanan memiliki kandungan protein kolagen cukup tinggi dan berpotensi menjadi alternatif penemuan inhibitor ACE1 baru berbasis peptida. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas kolagen kulit ikan salmon (Salmo salar) sebagai inhibitor ACE1 berdasarkan studi in vitro dan in silico. Metode penelitian in vitro meliputi ekstraksi kolagen larut asam, karakterisasi menggunakan FTIR, UV, XRD, dan SDS-PAGE, serta penentuan inhibisi terhadap ACE1. Adapun metode pada studi in silico yang digunakan yaitu molecular docking. Ekstraksi kolagen memiliki kandungan protein 95,32±2,2 %. Spektrum FTIR mendeteksi gugus fungsi amida (A, B, I, II, III) dan imina prolin/hidroksiprolin yang mengindikasikan serapan khas kolagen. Karakterisasi UV menunjukkan serapan khas kolagen pada 230 nm. Berdasarkan data XRD dan SDS-PAGE, jenis rantai pada sampel adalah α-heliks dan rantai α. Pengujian inhibisi ACE1 dari sampel didapat sebesar 11,42%; 67,94%; 74,79%; 83,67%; dan 84,94% berturut-turut pada konsentrasi 10, 250, 500, 1000, dan 2000 ppm. Adapun studi in silico menunjukkan adanya interaksi antara ACE1 dan kolagen di luar sisi aktif dan afinitas sebesar -213,89 kkal/mol. Sementara itu, peptida aktif kolagen menunjukkan interaksi pada sisi aktif ACE1 dengan afinitas lebih baik dari lisinopril pada tiga peptida, yaitu WF (Trp-Phe), WYT (Trp-TyrThr), dan PDPF (Pro-Asp-Pro-Phe) berturut-turut 9,1; 9,1; dan 8,8 kkal/mol. Dapat disimpulkan bahwa kolagen kulit ikan salmon memiliki aktivitas inhibisi ACE1 dengan prediksi mekanisme inhibisi non-kompetitif. Sebaliknya, peptida aktif dari kolagen kulit ikan salmon diprediksi memiliki potensi sebagai inhibitor kompetitif terhadap ACE1. Kata Kunci: ACE1, in vitro, in silico, Kulit Ikan Salmon, Kolagen ABSTRACT The use of ACE1 inhibitors in COVID-19's comorbid patient treatment has been studied to have adverse effects. Salmon ...