AKSESIBILITAS PETANI MANGGA GEDONG GINCU TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN FORMAL DAN NON-FORMAL (Studi Kasus, Gapoktan Sami Mulya, Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon)

Sulitnya mendapatkan akses modal dari lembaga keuangan formal terutama petani yang menguasai lahan sempit. Untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar yang terus meningkat, diperlukan aksesibilitas petani mangga gedong gincu terhadap lembaga keuangan formal dan non-formal. Tujuan dari penelitian ini a...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Akbar, Muhamammad Ujang
Format: Bachelor Thesis
Language:Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16051
Description
Summary:Sulitnya mendapatkan akses modal dari lembaga keuangan formal terutama petani yang menguasai lahan sempit. Untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar yang terus meningkat, diperlukan aksesibilitas petani mangga gedong gincu terhadap lembaga keuangan formal dan non-formal. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui karakteristik petani dan usahatani mangga gedong gincu 2) Menganalisis aksesibilitas petani mangga gedong gincu terhadap lembaga keuangan formal maupun non-formal 3) Menganalisis potensi dan kendala yang diahadapi petani mangga gedong gincu. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah petani mangga gedong gincu. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian aksesibilitas petani terhadap lembaga keuangan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani masih rendah, petani tidak mengakses ke lembaga keuangan karena tidak mempunyai agunan yang disyaratkan, prosedur kredit perbankan sangat rumit, dan takut tidak mampu membayar cicilan. Potensi dan kendala yang mempengaruhi kemampuan petani dalam mengakses lembaga keuangan yaitu dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya usia, pengalaman usahatani, tanggungan keluarga, dan keanggotaan kelompok tani. Faktor eksternal diantaranya pengalaman pinjaman, fasilitator pembiayaan. Sedangkan kendala internal yang dihadapi petani diantaranya pendidikan rendah, tidak mempunyai agunan. Faktor eksternal diantaranya prosedur rumit, kurangnya informasi, ketersediaan kebijakan program pemerintah