LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

This article is a field research in Bragung-Guluk-guluk-Sumenep. The research focuses on a custom about the prohibition of marriage between the family of kyai (a leading figure in Islam) and the ordinary people in Bragung-Guluk-guluk-Sumenep. The main purposes of the study are to explain how the ban...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Fikri, Mohammad
Format: Article in Journal/Newspaper
Language:Indonesian
Published: State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel 2016
Subjects:
Dua
Online Access:https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310
id ftiainsunanfsh:oai:ojs2.103.211.49.135:article/310
record_format openpolar
spelling ftiainsunanfsh:oai:ojs2.103.211.49.135:article/310 2023-12-03T10:18:51+01:00 LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Fikri, Mohammad 2016-06-01 https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310 ind ind State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310/260 https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310 Copyright (c) 2017 alhukuma AL-HUKAMA: The Indonesian Journal of Islamic Family Law; Vol. 6 No. 1 (2016): Juni 2016; 105-124 2548-8147 2089-7480 10.15642/al-hukama.2016.6.1 hukum Islam larangan nikah kiai masyarakat biasa info:eu-repo/semantics/article info:eu-repo/semantics/publishedVersion 2016 ftiainsunanfsh https://doi.org/10.15642/al-hukama.2016.6.1 2023-11-07T19:17:09Z This article is a field research in Bragung-Guluk-guluk-Sumenep. The research focuses on a custom about the prohibition of marriage between the family of kyai (a leading figure in Islam) and the ordinary people in Bragung-Guluk-guluk-Sumenep. The main purposes of the study are to explain how the ban takes place and how the analysis of Islamic law on the ban. After interviewing the related parties directly to the two cases of marriage between the family of kyai and the ordinary people, writer comes to the conclusion that the prohibition of marriage between both is to get a guarantee of equivalence, to maintain the social status and observance of ordinary people to the family of kyai. The status of marriage between the family of kyai and the ordinary people is legal under the Islamic law because it does not violate what has been regulated by the Islamic law regarding with the term of the implementation of marriage. Although in reality, the marriage between the family of kyai and the ordinary people violates the habit prevailing in the local community. Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Penelitian tersebut mengkaji kebiasaan pelarangan pernikahan kalangan keluarga kiai dengan masyarakat biasa yang berlaku di desa Bragung kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pelarangan itu berlangsung serta bagaimana analisis hukum Islam terhadap pelarangan itu. Setelah mewawancarai pihak-pihak yang terkait langsung dengan dua kasus pernikahan antara keluarga kiai dan masyarakat biasa, penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa pelarangan nikah antara kalangan kiai dengan masyarakat biasa adalah untuk mendapatkan jaminan kesepadanan dalam agama dari kalangan kiai dan menjaga status sosial serta untuk menjaga ketaatan dari masyarakat biasa pada kalangan kiai. Pernikahan antara kalangan kiai dengan masyarakat biasa adalah sah menurut hukum Islam. Karena tidak melanggar apa yang telah disyari’atkan ... Article in Journal/Newspaper atkan Jurnal Online Fakultas Syariah dan Hukum (UIN Sunan Ampel Surabaya) Atkan ENVELOPE(146.700,146.700,61.320,61.320) Dua ENVELOPE(23.951,23.951,71.017,71.017)
institution Open Polar
collection Jurnal Online Fakultas Syariah dan Hukum (UIN Sunan Ampel Surabaya)
op_collection_id ftiainsunanfsh
language Indonesian
topic hukum Islam
larangan nikah
kiai
masyarakat biasa
spellingShingle hukum Islam
larangan nikah
kiai
masyarakat biasa
Fikri, Mohammad
LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
topic_facet hukum Islam
larangan nikah
kiai
masyarakat biasa
description This article is a field research in Bragung-Guluk-guluk-Sumenep. The research focuses on a custom about the prohibition of marriage between the family of kyai (a leading figure in Islam) and the ordinary people in Bragung-Guluk-guluk-Sumenep. The main purposes of the study are to explain how the ban takes place and how the analysis of Islamic law on the ban. After interviewing the related parties directly to the two cases of marriage between the family of kyai and the ordinary people, writer comes to the conclusion that the prohibition of marriage between both is to get a guarantee of equivalence, to maintain the social status and observance of ordinary people to the family of kyai. The status of marriage between the family of kyai and the ordinary people is legal under the Islamic law because it does not violate what has been regulated by the Islamic law regarding with the term of the implementation of marriage. Although in reality, the marriage between the family of kyai and the ordinary people violates the habit prevailing in the local community. Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Penelitian tersebut mengkaji kebiasaan pelarangan pernikahan kalangan keluarga kiai dengan masyarakat biasa yang berlaku di desa Bragung kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pelarangan itu berlangsung serta bagaimana analisis hukum Islam terhadap pelarangan itu. Setelah mewawancarai pihak-pihak yang terkait langsung dengan dua kasus pernikahan antara keluarga kiai dan masyarakat biasa, penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa pelarangan nikah antara kalangan kiai dengan masyarakat biasa adalah untuk mendapatkan jaminan kesepadanan dalam agama dari kalangan kiai dan menjaga status sosial serta untuk menjaga ketaatan dari masyarakat biasa pada kalangan kiai. Pernikahan antara kalangan kiai dengan masyarakat biasa adalah sah menurut hukum Islam. Karena tidak melanggar apa yang telah disyari’atkan ...
format Article in Journal/Newspaper
author Fikri, Mohammad
author_facet Fikri, Mohammad
author_sort Fikri, Mohammad
title LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
title_short LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
title_full LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
title_fullStr LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
title_full_unstemmed LARANGAN NIKAH KALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
title_sort larangan nikah kalangan kiai dengan masyarakat biasa perspektif hukum islam
publisher State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel
publishDate 2016
url https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310
long_lat ENVELOPE(146.700,146.700,61.320,61.320)
ENVELOPE(23.951,23.951,71.017,71.017)
geographic Atkan
Dua
geographic_facet Atkan
Dua
genre atkan
genre_facet atkan
op_source AL-HUKAMA: The Indonesian Journal of Islamic Family Law; Vol. 6 No. 1 (2016): Juni 2016; 105-124
2548-8147
2089-7480
10.15642/al-hukama.2016.6.1
op_relation https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310/260
https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/alhukuma/article/view/310
op_rights Copyright (c) 2017 alhukuma
op_doi https://doi.org/10.15642/al-hukama.2016.6.1
_version_ 1784265959779860480