Analisis Kompetensi Komunikasi Kepala Produksi PT. Pesona Kuliner CPSA dalam penyampaian SOP proses produksi Roti Kupi

• Main Author: Amalia, Zahrina Defa
• Format: Thesis
• Language: English
• Published: 2020
• Subjects: Komunikasi; Greene; Payne; Spitzberg
• Online Access: http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/; http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/1/201610415088_Zahrina%20Defa%20Amalia_Cover%20-%20Daftar%20Isi.pdf; http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/2/201610415088_Zahrina%20Defa%20Amalia_BAB%20I.pdf; http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/3/201610415088_Zahrina%20Defa%20Amalia_BAB%20II,%20III,%20IV.pdf; http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/4/201610415088_Zahrina%20Defa%20Amalia_BAB%20V.pdf; http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/5/201610415088_Zahrina%20Defa%20Amalia_Daftar%20Pustaka.pdf; http://repository.ubharajaya.ac.id/16525/6/201610415088_Zahrina%20Defa%20Amalia_Lampiran.pdf

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi komunikasi Kepala Produksi PT. Pesona Kuliner CPSA dalam penyampaian SOP proses produksi Roti Kupi. Tugas Kepala Produksi adalah sebagai pemimpin produksi dalam pembuatan Roti Kupi yang dilakukan oleh tim adonan. Pada proses penyampaian SOP tidak terjadi efektivitas komunikasi, sehingga tim adonan sebagai komunikan tidak menerima pesan yang disampaikan oleh kepala produksi sesuai dengan tujuan komunikasinya. Berdasarkan hal tersebut terjadilah kegagalan produksi yang mengakibatkan tidak mengembangnya adonan dikarenakan kurang pemahaman dari tim adonan dalam penerimaan pesan yang berisi SOP proses produksi Roti Kupi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk menjelaskan gambaran-gambaran kompetensi komunikasi seorang komunikator yang dimiliki oleh kepala produksi dalam penyampaian SOP proses produksi Roti Kupi. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi komunikasi yang dilihat dari komponen kompetensi komunikasi menurut Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam Greene & Burleson, 2003; Payne,2005) yaitu knowledge, motivation, dan skills. Kepala produksi belum menguasai tiga komponen tersebut, serta didukung juga dari faktor usia, pendidikan, dan frekuensinya dalam bidang pekerjaan yang ia lakukan