Tingkat Kejeraan Racun dan Umpan Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob. & Klo.), Tikus Rumah (Rattus rattus diardii Linn.), dan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.)

Pengujian tingkat kejeraan racun dan umpan pada tikus sawah (R. argentiventer), tikus pohon (R. tiomanicus), dan tikus rumah (R. rattus diardii) telah dilakukan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor selama empat bulan. Tiga ratus t...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Permada, Johan
Language:unknown
Published: IPB (Bogor Agriculture University) 2009
Subjects:
Dua
Klo
Online Access:http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15535
Description
Summary:Pengujian tingkat kejeraan racun dan umpan pada tikus sawah (R. argentiventer), tikus pohon (R. tiomanicus), dan tikus rumah (R. rattus diardii) telah dilakukan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor selama empat bulan. Tiga ratus tiga puluh dua ekor tikus sawah, enam puluh ekor tikus rumah, dan delapan puluh satu ekor tikus pohon digunakan dalam pengujian ini dengan metode no choice test (uji tanpa pilihan). Enam jenis rodentisida racun kronis (bromadiolon 1, bromadiolon 2, flokumafen, brodifakum 1, brodifakum 2,dan brodifakum 3), satu jenis racun akut (seng fosfida), dan dua jenis umpan kontrol (beras dan gabah) digunakan untuk menguji tingkat kejeraan tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus sawah mengalami kejeraan tertinggi terutama pada rodentisida kronis brodifakum 2. Tikus rumah mengalami kejeraan tertinggi terutama pada rodentisida kronis flokumafen. Tikus pohon mengalami kejeraan terendah pada semua uji dibandingkan dua spesies tikus lainnya. Penggunaan rodentisida dalam pengendalian tikus perlu memperhatikan faktor kejeraan racun dan umpan (poison and bait shyness) sehingga bisa mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi dalam aplikasi rodentisida.