Perilaku neofibia pada tikus rumah, Rattus rattus diardii Jentink dan tikus pohon, Rattus tiomanicus Miller

Tikus merupakan hama penting yang dapat menyebabkan kerugian material yang sangat besar. Ada kurang lebih 150 jenis tikus ditemukan di Indonesia, dua diantaranya adalah tikus rumah (R. rattus diardii) yang memiliki habitat di permukiman maupun di pergudangan dan tikus pohon (R. tiomanicus) yang lebi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Sidik, Jam Broni
Other Authors: Priyambodo, Swastiko
Format: Bachelor Thesis
Language:Indonesian
Published: IPB University 2006
Subjects:
Dua
Online Access:http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139692
Description
Summary:Tikus merupakan hama penting yang dapat menyebabkan kerugian material yang sangat besar. Ada kurang lebih 150 jenis tikus ditemukan di Indonesia, dua diantaranya adalah tikus rumah (R. rattus diardii) yang memiliki habitat di permukiman maupun di pergudangan dan tikus pohon (R. tiomanicus) yang lebih sering ditemukan di perkebunan. Berbagai upaya tindakan pengendalian telah dilakukan untuk menekan populasi tikus. Pengendalian menggunakan bahan kimia kadang kurang memberikan hasil yang memuaskan sebab tikus memiliki sifat jera umpan (bait shyness). Hal yang sama terjadi pada penggunaan perangkap, sebab tikus memiliki sifat jera perangkap (trap shyness). Kedua sifat tersebut dinamakan sifat neofobia. Untuk menguji perilaku jera perangkap dan umpan akibat adanya perilaku neofobia, perlu dilakukan penelitian tentang perilaku neofobia terhadap tikus rumah dan tikus pohon. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku neofobia pada kedua tikus di atas yang dilakukan secara individu dan kelompok dengan umpan yang sama dan berbeda. Manfaat penelitian yang diharapkan adalah pengetahuan dasar yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengendaliannya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan September sampai Desember 2005. Tikus diletakkan pada arena yang telah dilengkapi dengan tempat air, bambu, dan dua buah kotak perlakuan pada setiap sudut arena. Salah satu kotak perlakuan diberi lampu yang secara otomatis nyala- mati dan pada kotak lainnya tidak. Pakan yang sama (gabah-gabah) diberikan selama enam hari dan enam hari berikutnya pada masing-masing kotak diberi pakan yang berbeda (gabah-jagung). Pengujian dilakukan terhadap individu dan kelompok tikus. Perlakuan kelompok menggunakan empat ekor tikus dengan nisbah kelamin diambil secara acak dan diulang sebanyak empat kali. Pengujian individu dilakukan sebanyak lima sampai enam ulangan dan tikus yang telah diuji tidak dapat digunakan pada pengujian ...