Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur

Pintasan Timor merupakan jalur keluar dari Arlindo (Arus Lintas Indonesia), yaitu arus yang membawa massa air dari Samudera Pasifik melintasi perairan Indonesia menuju Samudera Hindia. Oleh karena itu, Pintasan ini memiliki peranan yang penting dalam sirkulasi massa air khususnya di lintang rendah....

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Cahyaningrum, Agus Dwi Jayanti Diah
Language:unknown
Published: 2009
Subjects:
Dua
Online Access:http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11220
id ftbbaunivipb:oai:repository.ipb.ac.id:123456789/11220
record_format openpolar
spelling ftbbaunivipb:oai:repository.ipb.ac.id:123456789/11220 2023-05-15T13:48:35+02:00 Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur Cahyaningrum, Agus Dwi Jayanti Diah 2009 http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11220 unknown http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11220 2009 ftbbaunivipb 2011-09-02T09:22:15Z Pintasan Timor merupakan jalur keluar dari Arlindo (Arus Lintas Indonesia), yaitu arus yang membawa massa air dari Samudera Pasifik melintasi perairan Indonesia menuju Samudera Hindia. Oleh karena itu, Pintasan ini memiliki peranan yang penting dalam sirkulasi massa air khususnya di lintang rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada dua periode pengamatan yaitu Januari 2004 (5 stasiun) dan Juni 2005 (6 stasiun). Data yang digunakan adalah data suhu, salinitas, sigma-t, kedalaman, kecepatan dan arah arus. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV), Surfer, dan Matlab untuk memperoleh hasil berupa sebaran melintang dan menegak (suhu, salintas, dan σt), diagram T-S, dan arus Geostropik. Setiap parameter yang diamati memiliki pola pelapisan. Pelapisan ini mengalami perubahan kisaran nilai dan ketebalan pada dua musim yang diamati. Kisaran nilai suhu pada Musim Timur lebih rendah daripada Musim Barat, yaitu mencapai 28.01oC (Juni 2004) dan 29.60 oC (Januari 2005). Pada pelapisan suhu, lapisan homogen yang terbentuk pada Musim Timur lebih tebal daripada Musim Barat yaitu perbedaan ketebalannya mencapai 45 m, namun lapisan termoklin yang terbentuk pada Musim Barat lebih tebal (perbedaan ketebalan mencapai 103 m) daripada Musim Timur. Kisaran nilai salinitas permukaan pada Musim Timur lebih rendah daripada Musim Barat, yaitu mencapai 33.91 psu (Musim Timur) dan 34.33 psu (Musim Barat). Nilai sigma-t di permukaan pada Musim Timur lebih tinggi dari Musim Barat, yaitu berkisar antara 21.20-21.80 (Musim Timur) dan 20.08-21.70 (Musim Barat). Analisis dengan diagram T-S menunjukkan adanya dua jenis massa air, yaitu massa air dicirikan oleh salinitas minimum South Pacific Intermediate Water (SPIW) dan Antarctic Intermediate Water (AAIW). Pengamatan Musim Barat dan Musim Timur tidak ditemukan massa air kerkarakteristik salinitas maksimum baik yang berasal dari massa air Pasifik Utara maupun Pasifik Selatan. Perhitungan arus dengan menggunakan metode geostropik, diketahui bahwa arus di Pintasan Timor bergerak ke arah barat dan timur. Arah arus Geostropik di lapisan permukaan didominasi menuju arah barat baik pada Musim Barat maupun Musim Timur. Transpor massa air pada Musim Barat (Januari 2004) secara menyeluruh bergerak ke arah timur dengan transpor total massa air sebesar 4.61 Sv. Musim Timur (Juni 2005)memiliki transpor total massa air pada sebesar 1.85 Sv dengan total transpor massa air yang bergerak ke timur sebesar 38.92 % dan bergerak ke barat sebesar 61.08 %. Other/Unknown Material Antarc* Antarctic Bogor Agricultural University: IPB Scientific Repository (Institut Pertanian Bogoar) Antarctic Dua ENVELOPE(23.951,23.951,71.017,71.017) Pacific
institution Open Polar
collection Bogor Agricultural University: IPB Scientific Repository (Institut Pertanian Bogoar)
op_collection_id ftbbaunivipb
language unknown
description Pintasan Timor merupakan jalur keluar dari Arlindo (Arus Lintas Indonesia), yaitu arus yang membawa massa air dari Samudera Pasifik melintasi perairan Indonesia menuju Samudera Hindia. Oleh karena itu, Pintasan ini memiliki peranan yang penting dalam sirkulasi massa air khususnya di lintang rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada dua periode pengamatan yaitu Januari 2004 (5 stasiun) dan Juni 2005 (6 stasiun). Data yang digunakan adalah data suhu, salinitas, sigma-t, kedalaman, kecepatan dan arah arus. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV), Surfer, dan Matlab untuk memperoleh hasil berupa sebaran melintang dan menegak (suhu, salintas, dan σt), diagram T-S, dan arus Geostropik. Setiap parameter yang diamati memiliki pola pelapisan. Pelapisan ini mengalami perubahan kisaran nilai dan ketebalan pada dua musim yang diamati. Kisaran nilai suhu pada Musim Timur lebih rendah daripada Musim Barat, yaitu mencapai 28.01oC (Juni 2004) dan 29.60 oC (Januari 2005). Pada pelapisan suhu, lapisan homogen yang terbentuk pada Musim Timur lebih tebal daripada Musim Barat yaitu perbedaan ketebalannya mencapai 45 m, namun lapisan termoklin yang terbentuk pada Musim Barat lebih tebal (perbedaan ketebalan mencapai 103 m) daripada Musim Timur. Kisaran nilai salinitas permukaan pada Musim Timur lebih rendah daripada Musim Barat, yaitu mencapai 33.91 psu (Musim Timur) dan 34.33 psu (Musim Barat). Nilai sigma-t di permukaan pada Musim Timur lebih tinggi dari Musim Barat, yaitu berkisar antara 21.20-21.80 (Musim Timur) dan 20.08-21.70 (Musim Barat). Analisis dengan diagram T-S menunjukkan adanya dua jenis massa air, yaitu massa air dicirikan oleh salinitas minimum South Pacific Intermediate Water (SPIW) dan Antarctic Intermediate Water (AAIW). Pengamatan Musim Barat dan Musim Timur tidak ditemukan massa air kerkarakteristik salinitas maksimum baik yang berasal dari massa air Pasifik Utara maupun Pasifik Selatan. Perhitungan arus dengan menggunakan metode geostropik, diketahui bahwa arus di Pintasan Timor bergerak ke arah barat dan timur. Arah arus Geostropik di lapisan permukaan didominasi menuju arah barat baik pada Musim Barat maupun Musim Timur. Transpor massa air pada Musim Barat (Januari 2004) secara menyeluruh bergerak ke arah timur dengan transpor total massa air sebesar 4.61 Sv. Musim Timur (Juni 2005)memiliki transpor total massa air pada sebesar 1.85 Sv dengan total transpor massa air yang bergerak ke timur sebesar 38.92 % dan bergerak ke barat sebesar 61.08 %.
author Cahyaningrum, Agus Dwi Jayanti Diah
spellingShingle Cahyaningrum, Agus Dwi Jayanti Diah
Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur
author_facet Cahyaningrum, Agus Dwi Jayanti Diah
author_sort Cahyaningrum, Agus Dwi Jayanti Diah
title Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur
title_short Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur
title_full Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur
title_fullStr Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur
title_full_unstemmed Karakteristik Massa Air Arlindo Di Pintasan Timor Pada Musim Barat Dan Musim Timur
title_sort karakteristik massa air arlindo di pintasan timor pada musim barat dan musim timur
publishDate 2009
url http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11220
long_lat ENVELOPE(23.951,23.951,71.017,71.017)
geographic Antarctic
Dua
Pacific
geographic_facet Antarctic
Dua
Pacific
genre Antarc*
Antarctic
genre_facet Antarc*
Antarctic
op_relation http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11220
_version_ 1766249466030981120